AppId is over the quota
MADRID - Tim peneliti Spanyol telah melakukan uji klinis tahap I yang menunjukan penggunaan vaksin baru yang lebih bereaksi untuk melawan Human Immunideficiency Virus (HIV).
Vaksin ini terbukti mampu memberikan respon kekebalan tubuh sebesar 90 persen pada pasien HIV. Sekira 85 persen subyek yang mengikuti tes penelitian ini juga menunjukan respon yang sama selama 12 bulan kemudian.
Tim peneliti ini bernama Spanish Superior Scientific Research Council (CSIC), di mana para ahli dari Gregorio Maranon Hospital (Madrid) dan Clinic Hospital (Barcelona) berperan sebagai peneliti utama yang menciptakan pendekatan terapi baru, serta uji klinis ini.
Menurut para ilmuwan, virus HIV yang ada di dalam tubuh dimodifikasi sebagai terapi baru yang aman dan efisien, secara khusus di lakukan pada subyek penelitian. Hasil dari uji klinis tahap I ini telah diterbitkan pada jurnal Vaksin dan Virology.
Vaksin ini yang diberi nama MVA-B telah dipatenkan oleh CSIC. Vaksin ini bergantung pada kemampuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia dan untuk merespon kekebalan tubuh secara efektif terhadap semua jenis virus.
Virus partikel dan sel yang terinfeksi adalah target yang selalu diincar oleh MVA-B, namun pertahanan tubuh manusia perlu waktu untuk menyerang keduanya.
Seperti dikutip Softpedia, Kamis (29/9/2011), Kepala peneliti CSIC Biotech Nasional Center (NBC), Mariano Esteban menjelaskan vaksin MVA-B telah terbukti lebih kuat dibanding vaksin lainnya yang saat ini sedang dipelajari atau bahkan lebih baik.
MVA-B pertama kali dibuktikan sangat efisien terhadap HIV dalam tes laboratorium yang dilakukan pada tikus yang terinveksi HIV. Penelitian selanjutnya menganalisis efektivitas dari vaksi terhadap Simian immunodeficiency virus (SIV), virus yang sama dengan HIV.
Sesuai dengan namanya MVA-B difokuskan untuk melawan virus HIV untuk jenis B. Virus ini paling sering menyebar di seluruh Eropa. Menurut tim peneliti, keamanan uji klinis dijamin oleh fakta bahwa gen HIV yang membawa virus lebih rendah tidak bisa mereplikasi diri.
Tahap I dari uji klinis ini dilakukan kepada 30 orang dan 24 orang diantaranya merespon kekebalan tubuh yang dihasilakn oleh MVA-B, sedangkan 6 lainnya harus diberi plasebo (Vaksin suntikan). Peneliti memperhatikan perkembangan subyek uji klinis pada pekan ke 1, 4 dan 16, serta mempelajari secara menyeluruh di pekan ke 48.
"Tubuh kita penuh dengan limfosit, masing-masing berguna untuk melawan patogen yang berbeda. Respon terhadap patogen diperlukan, seperti HIV jenis satu yang tidak dapat dikalahkan secara alami," paparnya.
Pada pekan ke 48, semua pasien dalam kelompok kontrol limfosit T CD4+ dan CD8+ yang menjadi subjek penelitian ini mengalami peningkatan sistem kekebalan tubuh sebesar 38,5 persen dan 69,2 persen.
"Jika perpaduan genetik ini bisa melewati uji klinis tahap selanjutnya, yakni tahap II dan tahap III dan berhasil merespon kekebalan tubuh manusia. Maka di masa depan kemungkinan HIV bisa disembuhkan," simpulnya. (tyo)
No comments:
Post a Comment