AppId is over the quota
CALIFORNIA - Tim peneliti internasional termasuk para ilmuwan dari University of California, Los Angeles (UCLA) menemukan vitamin D selain dapat membantu pembentukan tulang, juga dapat membentuk kekebalan tubuh untuk melawan infeksi, seperti tuberkulosis (TBC).
TBC merupakan penyakit paru-paru yang dapat berpotensi fatal. Penyakit ini telah menyebabkan kematian dengan jumlah perkiraan setiap tahunnya sebesar 1,8 juta jiwa.
World Health Organization (WHO) sebagai organisasi kesehatan dunia menyatakan penyebab utama yang menyebabkan kematian, karena kekebalan tubuh mereka berkurang, seperti orang yang terinfeksi HIV.
Dalam sebuah kesimpulan menarik, ternyata orang yang memiliki kulit lebih gelap berisiko lebih tinggi mengidap TBC di daerah Afrika masih mendominasi tingkat infeksi TBC tertinggi di dunia. Para ilmuwan berpendapat ini disebabkan pigmen kulit atau melanin yang lebih tinggi. Meskipun kadar melanin berlimpah pada kulit yang lebih gelap untuk melindungi tubuh dari sinar ultraviolet, namun hal tersebut dapat mengurangi produksi vitamin D dalam tubuh. Demikian seperti dikutip Machines Like Us, Kamis (13/10/2011).
Secara alami, vitamin D memang diketahui berperan dalam pembentukan dan penguatan tulang, tetapi vitamin tersebut juga dapat melindungi tubuh dari kanker dan melawan infeksi.
Dalam sebuah penelitian yang telah dipublikasikan secara online di jurnal Science Translational Medicine edisi 12 Oktober, peneliti memeriksa mekanisme yang mengatur kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan patogen seperti Myobacterium tuberculosis atau bakteri yang menyebabkan TBC.
"Sel darah putih memaikan peran sentral dalam proses kekebalan dan melepaskan protein yang disebut interferon-g yang memicu hubungan antara sel dan mengarahkan sel imun yang terinfeksi untuk menyerang bakteri TBC. Namun aktivitas ini membutuhkan tingkat vitamin D yang cukum agar lebih efektif," ungkap para peneliti.
Peneliti selanjutnya menguji serum yang diambil dari sampel darah pada manusia yang sehat, baik dengan atau tanpa tingkat kecukupan vitamin D. Mereka menemukan bahwa respon kekebalan tidak memicu dalam serum dengan kadar vitamin D rendah, seperti yang ditemukan terhadap orang Amerika yang berasal dari Afrika. Tapi, ketika vitamin D ditambahkan ke serum dengan tingkat yang rendah tersebut, respon imun dapat diaktifkan kembali secara efektif. (tyo)
No comments:
Post a Comment