AppId is over the quota
SINGAPURA - Industri IT di Asia semakin kuat mendekati negara-negara Barat, sebagaimana dengan menguatnya sektor perlindungan hak cipta dan perubahan-perubahan kebijakan yang mendukung.
Banyak negara Barat yang menjadi tempat menarik untuk bekerja, namun saat ini sudah banyak pula negara-negara Asia lainnya yang sudah ikut menyusul, ungkap sebuah laporan dari Economist Intelligence Unit (EIU). Demikian seperti yang dikutip dari Japan Today, Rabu (28/9/2011).
Saat ini Amerika Serikat (AS) berada di posisi nomor satu industri IT dunia, dan diikuti oleh Finlandia dan Singapura.
Sementara itu, Eropa tetap mendominasi 20 tempat teratas untuk industri IT, yang penilaian tersebut berdasarkan pada beberapa kriteria seperti kebijakan investasi asing, infrastruktur, pendidikan IT, pendaftaran hak paten dan perlindungan hak cipta dan lain-lain.
Meskipun begitu, ada tujuh negara di Asia yang berhasil masuk ke daftar 20 besar tersebut, yakni Singapura (urutan 3), Australia (urutan 8), Taiwan (13), Japan (16), Selandia Baru (18), Korea Selatan (19) dan Hong Kong (19).
"Jarak antara Asia dengan Eropa semakin dekat, dan kami berharap bahwa ke depannya angka akan terus berkembang," ujar Roger Somerville, senior director for Asia Pacific dari Business Software Alliance (BSA) yang juga terlibat di studi tersebut.
Somerville mengatakan bahwa krisi keuangan pada tahun 2008 yang melanda negara-negara Barat, telah membangkitan ekonomi Asia.
"China sendiri saat ini berada di posisi ke 38 di industri IT dunia. Cukup baik. Namun mereka harus terus meningkatkan ekosistem perlindungan hak cipta," pungkas Sommerville.
(ATA)
No comments:
Post a Comment